Selasa, 24 Desember 2024

Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah Produksi Pertamina Sudah Go International

Hendrik Hutabarat - Senin, 28 Oktober 2024 09:12 WIB
Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah Produksi Pertamina Sudah Go International
Pertamina Patra Niaga
Virgin Australia Airlines sebanyak 160 kiloliter (KL) pada perhelatan Bali International Airshow 2024 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, belum lama ini.

Jakarta, asatupro.com - Ada kabar baik dari PT Pertamina Patra Niaga, bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) yang diproduksi salah satu badan usaha milik negara (BUMN) ini sudah go International alias mendunia.

UCO yang diketahui umumnya merupakan limbah minyak goreng berbahan kelapa sawit berhasil dikelola sedemikian rupa oleh pihak Pertamina sehingga menjadi SAF berkualitas tinggi yang bisa mendukung industri penerbangan.

Pihak Pertamina melakukan hal ini, seperti keterangan resmi yang diperoleh asatupro.com, Senin (28/10/2024), demi memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi di sektor penerbangan melalui produksi dan distribusi SAF.

Bioavtur yang diproduksi Pertamina itu telah digunakan oleh Virgin Australia Airlines sebanyak 160 kiloliter (KL) pada perhelatan Bali International Airshow 2024 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, belum lama ini.

Baca Juga:

Kemudian, maskapai penerbangan Citilink yang merupakan anak usaha Garuda Indonesia Airlines juga telah mengonsumsi 30 KL bioavtur Pertamina dalam acara yang sama.

Begitu juga dengan helikopter Bell 407 hasil kerjasama antara Sayap Garuda Indah (SGI) dengan Bell Textron Inc menjadi helikopter pertama di Indonesia yang menggunakan bioavtur Pertamina.

Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, mengatakan bahwa pihaknya menyalurkan SAF kepada maskapai nasional Citilink sebagai bagian dari komitmen bersama.

Baca Juga:

"Dalam hal ini terhadap peta jalan atau roadmap SAF yang ditetapkan oleh Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves)," ungkap Riva Siahaan.

Sementara terkait penggunaan SAF oleh helikopter Bell 407, Riva Siahaan bilang itu merupakan proses pengadopsian Pertamina SAF secara resmi oleh pihak SGI pada saat ini.

"Bila tahun lalu Pertamina SAF telah berhasil melalui flight test pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG, saat ini SGI resmi mengadopsi Pertamina SAF untuk helikopter Bell 407," kata Riva Siahaan.

Sekaligus, kata dia, menjadi gelikopter pertama yang menggunakan SAF di Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya global dalam memerangi perubahan iklim.

Riva Siahaan mengungkapkan, distribusi SAF ini menunjukkan komitmen Pertamina Patra Niaga dalam menyediakan solusi bahan bakar berkelanjutan untuk industri penerbangan dan sejalan dengan upaya global untuk menekan emisi karbon dan mencapai target dekarbonisasi.

"Momen penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai, Bali, menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional," tutur Riva Siahaan lebih lanjut.

Selain itu, Riva Siahaan menambahkan, saat ini SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon.


"Dan hal itu dilakukan tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet," ungkap Riva Siahaan.

Dia menegaskan kalau Pertamina SAF telah memenuhi berbagai standar internasional, termasuk sertifikasi karbon berkelanjutan internasional atauInternational Sustainability and Carbon Certification (ISCC).

Dalam hal ini, sambung Riva, untuk program Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).

"Pertamina juga memastikan bahwa SAF ini aman digunakan, memenuhi standar yang ditetapkan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM), dan terdaftar sebagai Corsia Eligible Fuel(CEF) oleh International Civil Aviation Organization (ICAO)," bebernya lagi.


Pihaknya yakin kalau langkah baru menuju penerbangan berkelanjutan ini mampu mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil yang selama ini banyak digunakan, termasuk di industri penerbangan.

"Karena Pertamina SAF merupakan campuran dari UCO atau minyak jelantah," tegas Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.

Sumber
:
Editor
: Hendrik Hutabarat
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Diklatsi IPS Bakal Gelar Pelatihan untuk Planters Sawit di UISU
Senin Cerah, Naik Lebih Rp 150 Harga CPO Hasil Tender PT KPBN Periode 25 November 2024
Didukung Penuh BPDPKS, PT Hai Sawit Indonesia Gelar Praktek Hilirisasi Sawit Skala UKMK di Garut
Syarif Rafinda Jadi Ketua Umum HIPKASI, 5 Strategi Dicanangkan Dukung Program Prabowo Subianto
Disbudparekraf Sumut Ajak Aspek-PIR Bangun Kolaborasi
Didukung Penuh BPDPKS, Aspek-PIR Gelar Workshop Pengembangan UKMK Kelapa Sawit di Tepi Danau Toba
komentar
beritaTerbaru