Selasa, 24 Desember 2024

Luncurkan Program SHINES, PT REA Kaltim dan Mitra Korporat Sadari Peran Smallholders

Hendrik Hutabarat - Selasa, 15 Oktober 2024 17:27 WIB
Luncurkan Program SHINES, PT REA Kaltim dan Mitra Korporat Sadari Peran Smallholders
REA Kaltim
Program SHINES duluncurkan oleh PT REA Plantation demi meningkatkan kapqsitas petani sawit swadaya, termasuk dqlam menghadapi berbagai regulasi yang memberatkan seperti EUDR.

Jakarta, asatupro.com - Salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta nasional terkemuka, PT REA Kaltim Plantations telah meluncurkan secara resmi program SmallHolder INclusion for Ethical Sourcing (SHINES) belum lama ini.

Program SHINES , kata Dr. Bremen selaku Kepala Bagian (Kabag) Keberlanjutan PT REA Kaltim seperti dikutip asatupro.com , Selasa (15/10/2024), dikonsentrasikan untuk pemberdayaan petani sawit swadaya atau petani kecil mandiri (ISH).

Sekadar informasi, Grup REA terutama bergerak dalam bidang budidaya kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan memproduksi dan menjual mibyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit mentah atau crude palm kernel oil (CPKO).

Anak perusahaan operasi utama grup ini, PT REA Kaltim Plantations (REA Kaltim), mengelola perkebunan kelapa sawit di Belayan Ulu, daerah terpencil di kedua sisi Sungai Belayan, anak sungai Mahakam di Provinsi Kaltim.

Baca Juga:

Sekitar 18.000 hektar (Ha) atau lebih dari 26 persen dari cadangan lahan bersertifikat milik REA ditetapkan sebagai cagar konservasi.

Grup ini memiliki dua fasilitas penangkapan metana yang menghasilkan listrik untuk sebagian besar operasinya dan perumahan karyawan, serta memasok listrik ke desa-desa di sekitar grup operasi.

"Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia, bergantung pada petani kecil yang menyumbang 41 persen produksi CPO nasional, dan secara signifikan berkontribusi terhadap 59 persen pangsa pasar global negara ini," ujar Dr Bremen.

Baca Juga:

Lalu, masih kata Dr Bremen, dengan berkembangnya peraturan dan standar yang ditujukan untuk memerangi perubahan iklim dan penggundulan hutan, ada rasa urgensi yang meningkat bagi perusahaan dan pemerintah.

"Terutama untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diperlukan diambil untuk menyelaraskan dengan perubahan ini," ujar Dr Bremen.

Oleh karena itu, kata Dr Bremen, PT REA dan mitra korporatnya menyadari bahwa petani sawit swadaya kecil menghadapi tantangan yang cukup besar dalam menjalankan operasi sehari-hari perusahaan.

[bahasa Inggris]

Bersamaan dengan hal itu, Dr Bremen mengatakan, pihak perusahaan tetap berusaha untuk meningkatkan hasil panen dan pada saat yang sama mematuhi peraturan yang semakin ketat.

Dan rupanya hal ini berdampak pada petani sawit swadaya yang mungkin semakin terancam dari rantai pasokan minyak kelapa sawit perusahaan karena kurangnya kapasitas dan sumber daya untuk mematuhi peraturan yang akan datang.

Dengan demikian, ungkap Dr Bremen, hal ini mengakibatkan produktivitas dan profitabilitas kebun sawit milik petani menjadi lebih rendah.

Dr Bremen mengatakan, program SHINES dijalan REA dan mitra korporat mulai tahun 2025 hingga 2027 dan bertujuan untuk mendorong perubahan transformatif dalam industri minyak kelapa sawit.

"Cara yang ditempuh adalah dengan merangkul tanggung jawab bersama dan mendorong inklusivitas di seluruh rantai nilai, termasuk rantai pasok," tutur Dr Bremen lebih lanjut.

Melalui kolaborasi antara REA dan mitra korporat, Dr Bremen mengatakan, SHINES berkomitmen untuk memberdayakan petani kecil dengan mengadopsi pendekatan inklusif.

Tujuannya, katanya lagi, adalah untuk mencapai kepatuhan regulasi dan memenuhi persyaratan pasar, seperti peraturan antideforestasi Uni Eropa (EUDR).

Hal ini, lanjut Dr Bremen, akan melibatkan penyediaan pelatihan teknis, transfer pengetahuan, dan peningkatan kapasitas dan keterampilan bagi para petani sawit swadaya.

Dengan tujuan, beber dr Bremen, untuk meningkatkan praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan pengelolaan terbaik sesuai dengan peraturan dan standar yang relevan saat ini.

"Jujur saja, bagi para petani kecil mandiri, mematuhi berbagai peraturan yang terkesan seperti hambatan yang sangat berat untuk dihadapi," ucap Dr Bremen.

[bahasa Inggris]

"Nah, program SHINES mengatasi hal ini dengan membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi peraturan yang terus-menerus berkembang, seperti regulasi EUDR dari Uni Eropa," tegas Dr Bremen.

Sumber
:
Editor
: Hendrik Hutabarat
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Nasib Ribuan Petani Sawit Babak Belur, Netap Ginting Minta BPBD Aceh Lakukan Ini
Banjir Dongkrak Harga CPO pada Tender PT KPBN Periode 29 November 2024, tapi Begini Nasib Petani Sawit
Temui TRK-Sayang, Sekwil Apkasindo Aceh Boyong Petani Sawit
Usai Pilkada, Meroket Lagi Harga CPO Hasil Tender PT KPBN Periode 28 November 2024
Sehari Jelang Pilkada Serentak, Naik Rp 201 Harga CPO Hasil Tender PT KPBN Periode 26 November 2024
Senin Cerah, Naik Lebih Rp 150 Harga CPO Hasil Tender PT KPBN Periode 25 November 2024
komentar
beritaTerbaru